Apr 22, 2012

'KUAT' si kecil dari Pucuk Gunung

Begitu mendengar namanya, orang-orang pasti berpikir : "Orang ini harusnya tampak gagah"
"KUAT"
Itulah nama yang di berikan oleh keluarga dari Bapak Sokiban dan Ibu Sofiah yang tinggal di dusun Karangturi Rt.003/ 002 Desa Turus, Kec. Kemiri, Purworejo - Jawa Tenga.
Saat saya mengunjungi rumah beliau, sebelumnya saya mencoba menghubungi nomor telepon yang keluarga beliau miliki. Saya minta ijin untuk dapat mampir ke rumah keluarga untuk meliha kondisi adik kecil yang bernama Kuat.
Saya tidak begitu paham seluk-beluk Kota Purworejo, Jawa Tengah ini. Apalagi untuk dapat menemukan alamat tempat keluarga beliau tinggal.

Namun, atas dasar amanat atau tugas yang saya emban dari Perusahaan, dalam hal ini PT TEMPO SCAN PACIFIC yang memiliki Progam Sosial Indonesia Tersenyum Hemaviton.
Dan dengan dasar ini merupakan wadah sosial bagi saya, sekaligus belajar mengenai hidup orang lain yang kurang beruntung dari diri saya pribadi khususnya dan orang lain pada umumnya.

Jum'at siang itu sekitar pukul 13.00 WIB, saya meninggalkan rumah, bergegas menuju rumah keluarga bapak Sokiban tinggal.
Sebetulnya saya belum tau persis dimana rumah beliau.
Hanya bermodalkan alamat lengkap rumah beliau, dan sedikit tahu tentang kecamatan Kemiri kabupaten Purworejo.
Saya berusaha mencari informasi dengan bertanya kepada teman yang beralamat di kecamatan Kemiri. Namun usaha saya gagal, teman saya tidak mengetahui persis alamat tersebut.
Lalu tanpa pikir panjang, segera saya pergi untuk mencari rumah bapak Sokiban.

Di setiap sudut tikungan, tanpa segan saya bertanya kepada setiap orang yang berada di pinggir jalan. Setiap putaran roda motorku, selalu berhenti tiap melewati tikungan demi tikungan baru yang saja saya lewati.
Dengan mantap, selalu bertanya di setiap perhentian.
Pertama kali, dalam benak saya, mungkin rumahnya tidak terlalu jauh dari pusat kecamatan Kemiri.
Namun, dugaan saya salah. Di hadapi dengan kondisi pelosok kota Purworejo, melewati hutan lebat, namun dengan kondisi jalan yang sudah di aspal.
Roda motor saya pun terus berputar, mengikuti petunjuk arah dari orang-orang yang saya tanyakan di setiap perhentian ketika tidak tau lagi harus ke arah mana.

Hingga, pada suatu kondisi jalan yang dapat di lewati kendaraan, namun dengan kondisi jalan yang bisa di bilang sudah di cor kalau dalam istilah pembangunan di desa (sudah di semen dengan kuat dan rapih).
"Terus saja ikuti jalan cor ini mas, sampai nanti ketemu pertigaan turun ke bawah. Lalu ikuti lagi sampai jalannya habis."
Itu kalimat terkahir dari orang terakhir yang saya tanyakan alamat keluarga bapak Sokiban.
Tidak bisa saya bayangkan bagaimana kondisi keadaan sekitar desa Turus itu.
Namun, sudah lumayan. Karena sudah ada aliran listrik sampai desa tersebut. Yang pada akhirnya sekitar pukul 14.00 WIB, saya menemukan rumah beliau.

Betapa miris, melihat kondisi sekitar rumah bapak Sokiban. Berada di pucuk, dan cukup lumayan jauh dari para tetangga.
Namun, satu hal yang sangat saya salut kepada orang-orang desa adalah 'Kehidupan Sosial' mereka. Terbukti dengan saling mengenalnya para tetangga mulai dari bawah bagian desa hingga pucuk desa, yang tidak lain adalah keluarga bapak Sokiban yang bermukim di pucuk desa Turus tersebut.

Di awali dengan salam, keluarga bapak Sokiban menyambut dengan hangat kedatangan saya di rumahnya yang cukup sederhana. Tidak lama, bapak Sokiban mempersilakan saya masuk ke rumahnya. Sejenak, saya menatapi seluruh ruangan tamu rumah bapak Sokiban.
Kursi-kursi yang terbuat dari kayu, alas lantai yang hanya tanah coklat biasa. Dan sebuah tempat tidur keluarga bapak Sokiban yang berada di ruang tamu.
Entah masih ada kamar lagi atau tidak di rumah yang di tinggali oleh 7 orang itu. Bapak Sokiban dan Istri serta 5 anaknya.

Yang jelas, di tempat tidur yang berada di ruang tamu itu, merupakan tempat istirahat bapak Sokiban dan Istri beserta si Bungsu yang bernama Kuat.
Cukup lama saya berbincang-bincang dengan bapak Sokiban, atas ijinnya, saya ingin melihat kondisi adik bungsu yang bernama 'Kuat' itu.
Balita yang lahir pada tanggal 20 Desember 2012 itu, begitu imut dan lucu. Dia sedang meminum susu dari sebuah botol susu yang di pegangi oleh ibundanya.

Saat melihatnya saya tertegun. Betapa tidak, si bungsu Kuat memiliki kelainan fisik. Tidak seperti saya, tidak seperti orang tuanya, tidak juga seperti kakak-kakak Kuat yang lahir dengan kondisi fisik yang normal.
Kuat, memiliki cacat fisik bibir sumbing. Kuat adalah satu dari sekian juta anak yang memiliki kelainan fisik ini.
Dalam lamunan, saya sempat berkaca diri dan berucap syukur kepada Allah subhanallahu wata'ala. Yang telah memberikan saya kondisi fisik yang sempurna tanpa kurang suatu apapun.
Kuat, nama yang di berikan orang tuamu. Mungkin dengan alasan supaya engkau kuat dan tegar dalam menghadapi takdir ilahi.
Agar kedua orang tua mu pun di beri ketabahan dengan kondisi mu saat ini.
Saya di sini sebagai petugas lapangan, datang hanya mensurvei keadaan mu nak Kuat. Juga kondisi dari orang tua mu yang begitu tabah merawatmu.

Kuat, merupakan satu dari sekian balita yang pernah saya datangi untuk di survei atas permintaan tempat saya bekerja.
Tidak hanya Kuat yang memiliki cacat fisik bibir sumbing. Ada pula balita lain yang memiliki cacat fisik seperti Hernia, Jantung Bocor, Tidak memiliki anus, dan lain-lain.
Setiap saya datang kepada mereka yang kurang beruntung.
Saya hanya mampu berdoa kepada Allah, semoga Allah memberikan jalan yang terbaik untuk mereka. Amin ya rabbal alamin..


Newer Posts Older Posts Home

Entry Populer

@Aslipoerworedjo

Pages

 

Followers

 

Well Done

yrachmadfajar.blogspot.com

Templates by Nano Yulianto | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger