Jul 15, 2011

Kelainan Kelamin dan Kelamin Ganda

Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Salam sejahtera kepada kawan-kawan yang telah dan akan membaca artikel yang satu ini. Semoga kita semua dalam keadaan sehat wal'afiat, tanpa kurang suatu apapun. Puji serta syukur tak lupa kita panjatkan atas berkat nikmat Allah yang berlimpah..

Pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi cerita tentang apa yang saya alami hari Jum'at tanggal 15 Juli 2011. Karena apa yang saya alami hari ini, membuat saya makin bersyukur atas nikmat Allah yang begitu besar di limpahkan kepada saya. Dan jug, sedikit ber-empati atas apa yang di alami oleh orang lain. Yang tidak lain adalah seorang anak yang mengalami kekurangan atau cacat fisik.

Betapa bersyukurnya saya ketika melihat orang lain tak seberuntung saya. Namun bukan berarti kita merendahkan mereka. Sebagai makhluk sosial, merasakan empati itu adalah hal yang manusiawi. Hati siapa tidak pilu, melihat seorang anak kecil dengan wajahnya yang sangat ceria dan periang. Ternyata mempunyai kelainan fisik, yang mungkin tidak kita alami.

Kadang aku tidak betah dengan pekerjaan yang ku jalani, namun terkadang, dari pekerjaan ini lah aku tau. Bahwa tidak semua manusia di dunia seberuntung diriku yang terlahir tanpa kurang suatu apapun atau kekurangan fisik. Alhamdulillah, terima kasih atas anugerah yang kau berikan kepada mu Ya Allah..

Selesai solat jumat siang itu, dengan santai aku bermaksud menjalani kewajiban pekerjaan ku. Saat itu, aku mendapat tugas untuk men-survey pasien yang mengikuti "Program Sosial Indonesia Tersenyum Hemaviton". Ya, salah satu produk dari perusahaan ku bekerja. Ku pikir, karena masih wilayah Purworejo, dimana aku harus mendatangi pasien tersebut. Letaknya tidaklah begitu jauh. Namun ternyata aku salah.

Rumahnya terletak di sisi selatan dari kota Pensiun ini. Daerah pesisir pantai, kira-kira butuh waktu 45 menit perjalanan dari rumahku menggunakan kendaraan bermotor. Karena belum begitu tau letak rumah sang pasien, aku pun tak segan bertanya kesana-kemari, untuk mengetahui lokasi rumah sang pasien. Dan tidak butuh waktu yang lama untuk menemukannya. Tempatnya di pelosok, ya tidak terlalu pelosok banged sii..

Dan akhirnya aku pun bertemu dengan sang pasien yang masih berumur kurang-lebih 7 tahun. Tentu saja dengan di dampingi oleh ibunya, ayahnya sedang bekerja. Dan aku pun mulai menulis formulir pendataan peserta pasien PSIT Hemaviton. Dengan sedikit bercanda kepada Alfito Dihova, pasien penderita kelainan pada alat kelaminnya. Anak laki-laki berumur 7 tahun tersebut, menderita kelainan tersebut sejak lahir. Kelaminnya lebih mirip seperti kelamin anak perempuan. Mengalahkan rasa penasaranku, aku pun ingin melihat seperti apa kelainan yang di alami oleh 'fito', begitu ia biasa di sapa.

Tidak berlama-lama, aku pun berpamitan kepada Ibunda fito. Saat itu sudah mendekati pukul 3 sore, aku pun bergegas melanjutkan pekerjaan ku, yaitu mendata satu pasien lagi peserta PSIT Hemaviton. Memacu gas motorku sampai pol, aku menuju rumah pasien kedua meninggalkan rumah fito di daerah pelosok itu. Amat miris, sedih ku rasakan. Di saat anak-anak normal lainnya bahagia dengan kehidupan normal yang mereka jalani. Bermain bersama teman-temannya tanpa di khawatir di ejek, di beda-bedakan.

Maaf fito, aku tak bisa membantu lebih banyak. Yang ku bisa hanyalah berdoa, semoga usahaku untuk mencarimu tidak sia-sia, dan ada proses lebih lanjut dari perusahaan tempatku bekerja. Karena sudah seringkali aku melakukan survey, namun belum ada tindakan lebih lanjut. Mungkin karena ini bersifat nasional, seluruh Indonesia. Banyak di luar sana anak-anak yang memilik kelainan fisik seperti fito. Bahkan, bisa saja lebih parah dari fito. (semoga saja tidak).

Lanjut pada pasien kedua, dan ternyata benar saja. "Ribut Wahyudi", itulah namanya. Anak ini berusia kurang-lebuh 10 tahun. Dan sudah menginjakkan kaki di kelas 2 bangku sekolah dasar. Apa yang Ribut alami, begitu ia di sapa. Ternyata juga membuatku amat ber-empati lebih dalam. Ia memiliki kelamin ganda. Yaa, kelamin milik laki-laki dan perempuan secara bersamaan. Namun untuk yang satu ini, aku tidak melihat langsung seperti apa yang di alami oleh Ribut. Selain aku todak begitu tega, Ribut pun menangis ketika di tanyakan tentang kelainannya itu. Keadaan rumah yang di tinggali ribut, tidak lah lebih baik dari rumah ku. Tak mampu aku bercerita tentang keluarga yang serba kekurangan tersebut.

Ya Allah Ya Rabb,, ampuni hamba yang begitu jarang bersyukur atas nikmat yang telah engkau berikan kepada hamba. Engkaulah maha pencipta, Engkaulah yang berkehendak atas apa yang terjadi pada tiap-tiap manusia. Doaku untuk mereka, mudahkanlah kehidupan mereka. Berikan lha mereka kebahagiaan yang layak, seperti yang hamba MU ini pernah rasakan ketika masih kecil. Berikan Rizki yagn cukup bagi orang tua mereka yang dengan sabar merawat anak-anak mereka, meskipun dalam keadaan fisik yang tidak sempurna.. Engkau lah sang Maha Perencana. Allahu akbar..
Semoga bermanfaat bagi kita semua..

Wassalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh..

0 komentar:

Newer Post Older Post Home

Entry Populer

@Aslipoerworedjo

Pages

 

Followers

 

Well Done

yrachmadfajar.blogspot.com

Templates by Nano Yulianto | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger