Apr 28, 2014

Sebatas kemampuanku

Cerita itu bermula ketika aku berada di sebuah kota. Berkenalan dengannya, mengenal dirinya. Pergi setiap hari mengunjunginya.
Hingga suatu hari, ku sadari perasaan yang begitu mengusik, namun tetap kupendam. Ada rasa yang mereka sebut dengan "sayang". Begitu peduli aku dengannya. Hingga hampir setiap hari sepulang sekolah ku sempatkan menemuinya. Meski kadang harus menunggunya kembali dari sekolahnya. Begitupun denganku yang berada 1 tingkat di atas umurnya.
Saat itu, ku mengenal sosok yang begitu periang, suka bercanda gurau. Mempesona. Semula ku pun bersikap biasa. Hingga terlalu sering diri ini memperhatikannya. Bercanda dengannya..

Waktu pun terus berlalu hingga sudah hampir 5 tahun lebih kami tak pernah bertemu. Dan Jogja pun menjadi saksi pertemuan kami yang sudah begitu lama sekali terasa. Meski terkadang kami sering berkomunikasi dengan media sosial. Pertemuan malam itu, november 2012 memang di luar dugaan. Berkali-kali kami membuat jadwal untuk saling bertemu. Namun karena kesibukan masing-masing hingga akhirnya dapat bertemu.
Tidak ada yang berubah dari dirinya. Masih tetap mempesona. Meski tak se-anggun wanita yang sungguh wanita. :)
Lebih mempesona, dibalik hijabnya. Memancarkan aura seorang wanita solehah yang begitu diidamkan setiap pria. Candanya, tawanya, masih sama seperti dahulu kala ketika pertama kami bertemu.
Tak banyak waktu kami bercanda-gurau, dan aku pun sering kali menentukan waktu untuk bertemu dengannya. Semoga dia tidak merasa terpaksa bertemu denganku.

Meski tak begitu sering kami bertemu. Sedikit waktu yang kami habiskan bersama, cukup membuatku merasa lebih nyaman dan semakin meyakinkan diriku, bahwa hanya ada satu pilihan. Selalu ingin bersamanya. Itu perasaany yang selalu ku rasakan.

Namun, cinta ini mungkin bertepuk sebelah tangan. Karena kau tidak bisa memaksa orang yang kau cinta untuk mencintaimu juga. Hati bebas memilih namun hati bisa terbebani oleh satu piliha yang tepat, yang tak pernah memilihmu.

Jika ada jutaan pilihan yang aku hadapi saat ini. Kau adalah satu-satunya pilihan yang terbaik yang pernah ku pilih.... (Jika saja mampu untuk ku ucapkan, ku ungkapkan)

Apr 17, 2014

Malam Singkat

Sore ini, 17 April 2014
Tadi malam, kami bertemu, dengan kondisi agak sedikit gerimis sebenarnya dia menolak bertemu dengan alasan hujan. Karena malam itu pengganti malam sebelum-sebelumnya yang ia tunda. Dia bilang aku ini memaksanya untuk mengajaknya makan malam dengannya dalam kondisi malam gerimis. Ya memang, aku memaksa, karena dia tak kunjung menerima tawaranku yang sebelumnya diapun menyanggupinya.
Mencari lokasi makan yang sebelumnya sudah ku rencanakan, namun aku belum mengetahui persis dimana lokasi tersebut berada. Alhasil, setelah menjemputnya di kosnya, kami langsung mencari lokasi makan yang sudah direncanakan. Sedikit kesulitan, terlebih aku belum paham sekali daerah jakarta ini.
Dengan sedikit bantuan dari seorang teman, menanyakan persis lokasi yang aku cari. Akhirnya kami berhasil menemukan lokasi tersebut. Meski harus kesasar dan dalam cuaca gerimis di malam hari. Semoga dia tidak sakit. Bukannya aku tega, kalaupun ada hari lain untuk mengajaknya aku ingin sekali. Alasana utamaku selain mengajaknya makan malam adalah aku ingin memberikan sebuah hadiah ulang tahun. Ya, ulang tahunnya tanggal 15 April 2014.
Jika aku menundanya, bukan tidak mungkin akan sangat lama untuk bisa bertemu lagi dengannya. Mengingat pekerjaannya yang suka berkeliling karena tugas dari kantornya.

saat di lokasi makan malam, menunggu pesanan yang cukup lama datangnya. kami berbincang banyak hal seperti biasanya saat bertemu. Sungguh sangat terbiasa, berbincang asik dengannya, meski ketika melihatnya dalam kondisi mengantuk aku merasa sedikit kahisan. Namun dengan tegas aku mengatakan padanya "Salah kamu, sejak malam kemarin aku ajak kamu ga bisa" dan diapun menjawab "Ya kemaren kan aku sibuk mas, ada acara dengan teman-temanku"
Tentu saja, aku bukan orang yang penting baginya. Jadi ketika ada beberapa temannya mengajaknya pergi bersamaan dengan aku mengjaknya aku dinomor sekiankan.. :)

Malam itu, aku berusaha untuk bersikap biasa. Memang, sejak terakhir mengalami beberapa kali penolakan darinya. Penolakan ajakan untuk makan malam atau jalan berdua dengannya, aku mulai berpikir rasional dan pasrah. Pasrah dari doa-doaku setiap saat. Doa untuknya, hanya berdoa kepada Allah yang bisa kulakukan.
Sulit bagiku untuk melupakan rasa ini. Ini yang tersulit. Entah mengapa, mungkin karena dia begitu indah. Namun bukan saja karena hal tersebut. Aku tau, dia wanita yang solehah. Wanita yang munajat doanya didengar dan dikabulkan oleh Allah. Akupun menyaksikan kehidupannya meski tak terlalu sering. Aku paham dari cerita-ceritanya yang lalu, aku bisa memahaminya. dari kesabarannya menunggu hal yang baik datang untuknya, aku memahaminya.

Sekitar kurang lebih 1 jam, sambil makan soerabi di lokasi yang kami cari tadi. Sedikit banyak hal yang kami bincangkan tentang kehidupan dan pekerjaannya.

Tak sedikitpun pernah aku singgung persoalan tentang rasa suka, cinta dan sayangku padanya.
Tak pernah sekalipun bahkan ketika kami sedang berdua, menikmati malam sekaligus makan berdua. Bercanda, tertawa ceria bersamanya.

Terkecuali, saat itu. 28 Agustus 2013. Saat aku mengungkapkan semuanya.. Semua isi hati ini untuknya.......
#ToBeContinued

Apr 15, 2014

Jogja, Should be the last place we met....

15 April 2014,
Minggu lalu, aku mengajaknya bertemu. Mendadak, tanpa pemberitahuan sebelumnya. Tentu saja ditolak. Dengan alasan sudah ada janji dengan yang lain. 3 hari kemudian, aku mengajaknya kembali untuk bertemu. Tepat di malam ulang tahunnya yang ke-23. Awalnya dia setuju, namun beberapa saaat kemudian dia meminta untuk merubah hari pertemuan kami. Awalnya, ingin bertemu karena rindu, dan igin memberikan sebuah hadiah yang sudah lama diinginkan dan dimintanya dariku. Tapi, perasaan rindu itu kini enggan terungkap. Walau masih tersisa sedikit. karena sudah terlalu banyak keraguan yang kualami. Bukan karena aku tak yakin dengan pilihanku yang jatuh kepada wanita itu. Hanya saja, mungkin bisa dikatakan bahwa aku ditolaknya. Bahkan sebelum aku mengatakan bahwa aku menginginkannya menjadi pendampingku. Bukan hanya untuk saat ini. Namun untuk selamanya. Entah karena dia memang tak suka padaku. Atau memang karena status kami yang sudah sejak lama dia anggap sebagai keluarga (kakak-adik). Jadi, intinya juga karena alasan Friendzone. Aku sempat bertanya, beribu tanya dalam benakku. Siapa sih yang pertama kali menggunakan kata "Friendzone" sehingga membatasi kedua insan yang saling mencintai untuk bersatu. ya walaupun tidak semua kisah cinta berakhir pada friendzone. Karena ada juga yang berbahagia menemukan pasangan hidupnya karena sudah lama bersama. Saling memahami dan mengerti sifat dan karakaternya satu dengan yang lain.
Kami janji bertemu esok hari, 16 April 2014. Dengan alasanku, ingin mencoba wisata kuliner di tempat baru. Memang tempatnya sudah lama, dan menu yang disajikan aku sudah pernah mencobanya di cabang yang lain. Ya minimal aku membuat rencana tersebut untuk memberikan kado spesial yang sederhana untuknya.
Sudah tak ada lagi yang kuharapkan, selain ku pasrahkan diriku ini. Beberapa temanku menyarankan aku untuk melupakannya. berpaling darinya, menemukan kehidupan yang baru, membuka hatiku yang kata mereka diriku ini terlalu menutup diri. Kadang ku sadari, aku memang menutup diri. Hanya terpaku pada satu hati.
Dan sekarang ini, ku berusaha untuk bersikap datar dan perlahan melupakan perasaan ini. Waktu yang kan menjawabnya. Dan jika ada peluang untuk memulai sesuatu yang baru tak boleh ku sia-siakan. Karena kita tak akan tau mana yang terbaik sebelum kita mencobanya.
Selamat ulang tahun untukmu De' yang paling ku sayang, paling ku cinta, paling sulit untuk ku lupakan, paling ku banggakan. Gadis paling soleha.
Semoga di umurmu yang ke-23 ini, kamu selalu sehat, dan sukses. Semua cita-cita dan impianmu tercapai. Semoga selalu kau temukan keluarga baru dari teman-teman yang menyayangi dan mendukungmu.

1 hal yang tidak ku mengerti, saat terakhir kali aku bertemu denganmu di kota Jogja, malam itu.. ku pikir akan menjadi malam terakhir kita bertemu untuk waktu yang cukup lama. Namun ternyata, Allah berkehendak lain. DIA mendengar doamu. Mempercayakan pekerjaan yang kau nanti kepadamu. Di kota ini, Jakarta. Tempat aku melarikan diri darimu, dan kau pun datang...

Sunter, 15 April 2014 12.25
Older Posts Home

Entry Populer

@Aslipoerworedjo

Pages

 

Followers

 

Well Done

yrachmadfajar.blogspot.com

Templates by Nano Yulianto | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger