Apr 15, 2014

Jogja, Should be the last place we met....

15 April 2014,
Minggu lalu, aku mengajaknya bertemu. Mendadak, tanpa pemberitahuan sebelumnya. Tentu saja ditolak. Dengan alasan sudah ada janji dengan yang lain. 3 hari kemudian, aku mengajaknya kembali untuk bertemu. Tepat di malam ulang tahunnya yang ke-23. Awalnya dia setuju, namun beberapa saaat kemudian dia meminta untuk merubah hari pertemuan kami. Awalnya, ingin bertemu karena rindu, dan igin memberikan sebuah hadiah yang sudah lama diinginkan dan dimintanya dariku. Tapi, perasaan rindu itu kini enggan terungkap. Walau masih tersisa sedikit. karena sudah terlalu banyak keraguan yang kualami. Bukan karena aku tak yakin dengan pilihanku yang jatuh kepada wanita itu. Hanya saja, mungkin bisa dikatakan bahwa aku ditolaknya. Bahkan sebelum aku mengatakan bahwa aku menginginkannya menjadi pendampingku. Bukan hanya untuk saat ini. Namun untuk selamanya. Entah karena dia memang tak suka padaku. Atau memang karena status kami yang sudah sejak lama dia anggap sebagai keluarga (kakak-adik). Jadi, intinya juga karena alasan Friendzone. Aku sempat bertanya, beribu tanya dalam benakku. Siapa sih yang pertama kali menggunakan kata "Friendzone" sehingga membatasi kedua insan yang saling mencintai untuk bersatu. ya walaupun tidak semua kisah cinta berakhir pada friendzone. Karena ada juga yang berbahagia menemukan pasangan hidupnya karena sudah lama bersama. Saling memahami dan mengerti sifat dan karakaternya satu dengan yang lain.
Kami janji bertemu esok hari, 16 April 2014. Dengan alasanku, ingin mencoba wisata kuliner di tempat baru. Memang tempatnya sudah lama, dan menu yang disajikan aku sudah pernah mencobanya di cabang yang lain. Ya minimal aku membuat rencana tersebut untuk memberikan kado spesial yang sederhana untuknya.
Sudah tak ada lagi yang kuharapkan, selain ku pasrahkan diriku ini. Beberapa temanku menyarankan aku untuk melupakannya. berpaling darinya, menemukan kehidupan yang baru, membuka hatiku yang kata mereka diriku ini terlalu menutup diri. Kadang ku sadari, aku memang menutup diri. Hanya terpaku pada satu hati.
Dan sekarang ini, ku berusaha untuk bersikap datar dan perlahan melupakan perasaan ini. Waktu yang kan menjawabnya. Dan jika ada peluang untuk memulai sesuatu yang baru tak boleh ku sia-siakan. Karena kita tak akan tau mana yang terbaik sebelum kita mencobanya.
Selamat ulang tahun untukmu De' yang paling ku sayang, paling ku cinta, paling sulit untuk ku lupakan, paling ku banggakan. Gadis paling soleha.
Semoga di umurmu yang ke-23 ini, kamu selalu sehat, dan sukses. Semua cita-cita dan impianmu tercapai. Semoga selalu kau temukan keluarga baru dari teman-teman yang menyayangi dan mendukungmu.

1 hal yang tidak ku mengerti, saat terakhir kali aku bertemu denganmu di kota Jogja, malam itu.. ku pikir akan menjadi malam terakhir kita bertemu untuk waktu yang cukup lama. Namun ternyata, Allah berkehendak lain. DIA mendengar doamu. Mempercayakan pekerjaan yang kau nanti kepadamu. Di kota ini, Jakarta. Tempat aku melarikan diri darimu, dan kau pun datang...

Sunter, 15 April 2014 12.25

0 komentar:

Newer Post Older Post Home

Entry Populer

@Aslipoerworedjo

Pages

 

Followers

 

Well Done

yrachmadfajar.blogspot.com

Templates by Nano Yulianto | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger